haipedia.com – Di pesisir selatan Pulau Lombok, West Nusa Tenggara, Tanjung Aan Beach bagaikan lukisan alam yang hidup: hamparan pasir putih halus sepanjang 2 kilometer, air laut biru kristal yang tenang, dikelilingi bukit hijau nan hijau, dan pohon-pohon palem yang menari ditiup angin tropis. Pantai ini, yang terletak di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, bukan hanya destinasi liburan biasa—ia adalah surga bagi para pencinta ketenangan, petualang bawah air, dan kini, investor global yang melihat potensi mewahnya. Pada November 2025, Tanjung Aan semakin ramai dibicarakan berkat kesepakatan Rp 2,1 triliun untuk hotel bintang lima, menandai babak baru pariwisata Lombok pasca-MotoGP Mandalika.
Pesona Alam yang Tak Tertandingi
Tanjung Aan Beach menawarkan pengalaman pantai idilis yang jarang ditemui di Bali yang lebih ramai. Pasirnya unik—kasar seperti butir lada hitam, namun lembut saat disentuh kaki, menciptakan tekstur yang sempurna untuk berjalan kaki telanjang atau jogging pagi hari. Airnya dangkal hingga puluhan meter, ideal untuk berenang keluarga atau snorkeling santai, di mana Anda bisa melihat terumbu karang warna-warni dan ikan-ikan tropis tanpa perlu peralatan canggih. Ombaknya lembut, meski para peselancar handal bisa menikmati break yang lebih kuat di kejauhan.
Pantai ini terbagi menjadi dua teluk, dipisahkan bukit kecil yang menjadi spot panorama terbaik. Naik ke Bukit Merese—hanya 11 menit jalan kaki dari pantai—dan Anda akan disuguhi pemandangan 360 derajat: lautan mengilap bertemu langit cerah, dengan latar Mandalika yang hijau. Tak jauh dari sini, Pink Beach atau Kuta Beach menanti untuk beach hopping, menjadikan Tanjung Aan sebagai pusat petualangan selatan Lombok. Saat matahari terbenam, warna oranye memantul di permukaan air, menciptakan momen magis yang sering diabadikan wisatawan di media sosial.
Aktivitas yang Menyegarkan Jiwa dan Raga
Apa yang membuat Tanjung Aan begitu adiktif? Aktivitasnya beragam, tapi selalu santai. Snorkeling adalah favorit: sewa peralatan di warung pantai seharga Rp 50.000 per hari, lalu jelajahi kehidupan laut yang kaya. Berenang di laguna tenangnya aman untuk anak-anak, sementara surfing menarik bagi pemula berkat ombak konsisten. Pendakian ringan ke bukit sekitar (sekitar 1,7 mil trail dengan elevasi 45 kaki) menawarkan tantangan ringan sekaligus reward foto Instagram-worthy.
Untuk yang ingin rileks, deretan warung seperti Warung Surfer Beach menyediakan bean bag berwarna-warni, payung gratis (asalkan pesan makanan), dan hidangan lokal lezat seperti nasi goreng (Rp 20.000) atau tumis sayur tiram. Buah segar dan minuman kelapa muda selalu siap, dengan harga terjangkau. Di 2025, inisiatif keberlanjutan seperti coral planting class mulai populer, di mana wisatawan bisa ikut menanam terumbu karang untuk melestarikan ekosistem—sesuai semangat Lombok sebagai destinasi eco-tourism.
Akses Mudah, Pengalaman Otentik
Mencapai Tanjung Aan tak serumit dulu. Dari Bandara Internasional Lombok (LOP), perjalanan hanya 45 menit naik mobil atau scooter sewaan (Rp 100.000/hari). Dari Kuta Lombok, cukup 15-20 menit, sementara dari Mataram sekitar 1,5 jam melalui jalan mulus yang ditingkatkan pasca-event MotoGP. Biaya masuk pantai Rp 10.000-20.000 per orang, plus parkir Rp 5.000. Waktu terbaik? Musim kering Mei-Oktober, saat cuaca cerah dan ombak tenang. Hindari akhir pekan jika ingin menghindari keramaian lokal.
Sebagai bagian dari Mandalika Resort, Tanjung Aan terintegrasi dengan infrastruktur modern: kafe-kafe baru bermunculan, pasar lokal ramai, dan shuttle bus gratis dari hotel-hotel sekitar. Namun, pantai ini tetap autentik—masih minim pedagang pengganggu, berbeda dengan pantai tetangga seperti Mawun.
Perkembangan 2025: Dari Hidden Gem ke Ikon Mewah
Tahun ini, Tanjung Aan Beach menjadi sorotan global berkat kolaborasi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan Kleo Mandalika Resort—konsorsium Indonesia, Jepang, dan Dubai. Proyek hotel bintang lima seluas 101.000 m² ini, bernilai Rp 2,1 triliun, akan menawarkan suites bergaya resort dengan infinity pool menghadap laut, spa terapi Sasak, dan beach club eksklusif. Pembangunan dimulai akhir 2025, diharapkan rampung 2027, dan diproyeksikan ciptakan 500 lapangan kerja lokal sambil menjaga keberlanjutan—seperti penggunaan energi surya dan zona konservasi terumbu.
Wisatawan di X (sebelumnya Twitter) ramai membahas: dari foto anjing lucu berjemur di pantai hingga rekomendasi itinerary gabung dengan Gunung Rinjani atau Air Terjun Sendang Gile. “Tanjung Aan: surga tropis dengan pasir putih dan air jernih—bawa teman untuk nikmati ombak!” tulis seorang traveler. Tren ini sejalan dengan pertumbuhan pariwisata NTB, yang naik 15% pada 2025 berkat Mandalika.
Tanjung Aan Beach bukan sekadar pantai—ia adalah pelarian dari hiruk-pikuk dunia, di mana budaya Sasak bertemu keindahan alam Lombok. Baik Anda snorkeler, foodie, atau pencari ketenangan, pantai ini menjanjikan kenangan abadi. Dengan investasi mewah yang datang, 2025 adalah waktu sempurna untuk mengunjungi sebelum keramaian. Pesan akomodasi di Kuta Mandalika, bawa tabir surya, dan biarkan Lombok memeluk Anda.
