Kue Rangin, Kue Tradisional Minangkabau yang Legendaris

haipedia.com – Kue Rangin merupakan salah satu kue tradisional khas dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Kue ini sering disebut sebagai “kue raja” karena konon dulunya hanya disajikan untuk kalangan kerajaan atau acara-acara istimewa. Dengan rasa manis yang khas dan tekstur yang renyah, Kue Rangin telah menjadi ikon kuliner yang mewakili kekayaan budaya Minang. Artikel ini akan membahas sejarah, bahan-bahan, cara pembuatan, serta nilai budaya dari kue lezat ini.

Sejarah Kue Rangin

Menurut cerita rakyat Minangkabau, Kue Rangin pertama kali dibuat pada masa kerajaan Pagaruyung. Konon, kue ini diciptakan oleh seorang juru masak istana yang ingin menghidangkan camilan manis yang tahan lama untuk para prajurit dan bangsawan. Nama “Rangin” diyakini berasal dari kata “rangkak” yang berarti merayap atau melata, menggambarkan bentuk kue yang panjang dan melengkung seperti ular.

Pada abad ke-19, Kue Rangin mulai populer di kalangan masyarakat umum dan sering disajikan dalam acara pernikahan, sunat, atau hari raya seperti Idul Fitri. Saat ini, kue ini masih diproduksi secara tradisional di desa-desa seperti di sekitar Bukittinggi dan Payakumbuh, meskipun telah banyak versi modern yang dijual di toko-toko oleh-oleh.

Bahan-Bahan Utama

Kue Rangin terbuat dari bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan, tetapi proses pembuatannya memerlukan ketelitian. Berikut adalah bahan-bahan dasar untuk membuat sekitar 20-30 potong Kue Rangin:

  • 500 gram tepung beras

  • 200 gram gula merah, iris tipis

  • 100 ml air kelapa

  • 1 sdt kapur sirih (untuk kepekatan adonan)

  • Garam secukupnya

  • Minyak goreng untuk menggoreng

Gula merah memberikan rasa karamel yang khas, sementara tepung beras membuat tekstur kue renyah di luar dan lembut di dalam. Air kelapa menambahkan aroma segar yang alami.

Cara Membuat Kue Rangin

Proses pembuatan Kue Rangin relatif sederhana, tetapi membutuhkan kesabaran dalam menggoreng agar tidak gosong. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Membuat Adonan Gula: Rebus gula merah dengan air kelapa dan garam hingga mendidih dan gula larut sempurna. Saring untuk menghilangkan kotoran, lalu dinginkan.

  2. Mencampur Adonan: Campurkan tepung beras dengan air kapur sirih hingga halus. Tambahkan adonan gula merah secara perlahan sambil diaduk hingga rata. Diamkan adonan selama 1-2 jam agar mengembang.

  3. Menggoreng: Panaskan minyak goreng dalam wajan dengan api sedang. Ambil adonan menggunakan sendok atau alat khusus (seperti cetakan rangin tradisional), bentuk menjadi untaian panjang, lalu goreng hingga kecokelatan. Angkat dan tiriskan.

Kue Rangin yang baru digoreng sebaiknya disajikan hangat untuk rasa optimal. Kue ini bisa disimpan dalam wadah kedap udara hingga seminggu.

Nilai Budaya dan Manfaat Kesehatan

Selain sebagai camilan lezat, Kue Rangin memiliki nilai budaya yang tinggi. Dalam tradisi Minang, kue ini sering menjadi simbol keramahan dan kemurahan hati, disajikan kepada tamu sebagai tanda penghormatan. Di era modern, Kue Rangin turut mendukung ekonomi lokal melalui industri rumahan dan UMKM di Sumatera Barat.

Dari segi kesehatan, kue ini mengandung karbohidrat kompleks dari tepung beras yang memberikan energi tahan lama. Gula merahnya kaya akan mineral seperti zat besi dan kalium, meskipun konsumsi berlebih tetap harus dihindari karena kandungan gulanya yang tinggi. Kue Rangin juga bebas gluten, cocok untuk penderita intoleransi gluten.

Kue Rangin bukan hanya sekadar kue, melainkan warisan budaya yang patut dilestarikan. Dengan rasa yang autentik dan proses pembuatan yang tradisional, kue ini mengajak kita untuk mengenang akar budaya Minangkabau. Bagi Anda yang ingin mencoba, kunjungi pasar tradisional di Sumatera Barat atau coba buat sendiri di rumah. Selamat menikmati Kue Rangin, semoga membawa kenangan manis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *