Amplang, Camilan Kriuk Khas Kalimantan dan Sabah

haipedia.com – Amplang, atau sering disebut kerupuk kuku macan, adalah camilan tradisional berbahan dasar ikan yang populer di Indonesia, khususnya Kalimantan, dan Malaysia, terutama di Sabah. Camilan ini terkenal karena teksturnya yang renyah dan cita rasa gurih yang khas, menjadikannya favorit sebagai kudapan sehari-hari, teman makan, atau oleh-oleh bagi wisatawan. Amplang tidak hanya sekadar makanan ringan, tetapi juga warisan kuliner yang mencerminkan kekayaan budaya pesisir di wilayah asalnya.

Asal-Usul dan Sejarah Amplang

Amplang berasal dari daerah pesisir Kalimantan, khususnya Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur, sejak tahun 1970-an. Awalnya, amplang dibuat dari ikan pipih atau ikan belida (Chitala lopis), yang banyak ditemukan di perairan tawar setempat. Namun, karena populasi ikan ini semakin langka, pembuat amplang beralih menggunakan ikan tenggiri (wahoo) atau ikan gabus (striped snakehead) sebagai bahan utama.

Camilan ini juga menyebar ke kota-kota lain di Kalimantan seperti Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak, serta ke Sabah, Malaysia, khususnya di Tawau, tempat amplang menjadi ikon kuliner lokal. Di Sabah, amplang dikenal sebagai bagian dari tradisi kuliner masyarakat pesisir yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Nama “kuku macan” merujuk pada bentuk tradisional amplang yang menyerupai cakar harimau, meskipun kini amplang hadir dalam berbagai bentuk seperti dadu, bola pingpong, atau kepingan pipih. Warna amplang bervariasi dari kuning hingga cokelat muda, tergantung pada proses penggorengan dan bahan yang digunakan.

Bahan dan Proses Pembuatan

Amplang dibuat dari campuran daging ikan segar yang dihaluskan, tepung tapioka atau sagu, serta bumbu-bumbu seperti garam, gula, bawang putih, dan penyedap rasa seperti mononatrium glutamat (E621). Beberapa variasi juga menggunakan udang atau cumi untuk menghadirkan cita rasa yang berbeda. Berikut adalah langkah-langkah sederhana dalam pembuatan amplang:

  1. Pengolahan Bahan: Daging ikan tenggiri atau ikan lainnya yang sudah dibersihkan dari tulang dicampur dengan tepung tapioka, garam, gula, dan bumbu lainnya hingga membentuk adonan yang kalis.

  2. Pembentukan: Adonan dibentuk menjadi silinder besar, kemudian dipotong menjadi potongan kecil atau dibentuk bulat kecil menyerupai bola. Di beberapa daerah, adonan direbus terlebih dahulu hingga matang, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari sebelum digoreng.

  3. Penggorengan: Potongan adonan digoreng dalam minyak panas selama sekitar 30 menit dengan pengadukan konstan untuk memastikan kerenyahan merata dan mencegah gosong.

  4. Pengeringan: Setelah digoreng, amplang ditiriskan untuk menghilangkan sisa minyak, kemudian siap dikemas atau disajikan.

Proses ini menghasilkan tekstur amplang yang ringan, renyah, dan beraroma ikan yang khas, menjadikannya camilan yang adiktif.

Varian dan Cara Menikmati

Amplang tersedia dalam berbagai varian rasa, dengan rasa ikan sebagai yang paling populer. Selain itu, ada pula amplang beraroma udang, cumi, atau bahkan rumput laut dan kepiting. Beberapa varian modern menawarkan sentuhan manis, seperti amplang dengan rasa kelapa manis yang memiliki tekstur lebih lembut di mulut.

Amplang serbaguna dalam penyajiannya. Camilan ini bisa dinikmati langsung sebagai kudapan, cocok untuk teman menonton film atau sekadar ngemil di sela waktu kerja. Amplang juga sering digunakan sebagai pelengkap makanan, misalnya sebagai taburan pada sup krim, bubur, atau salad, menambahkan tekstur kriuk dan cita rasa gurih.

Informasi Gizi

Berdasarkan informasi nutrisi dari Amplang Bikmie Ikan (per 100 gram), amplang mengandung:

  • Energi: 514 kkal

  • Lemak Total: 27,4 gram

  • Lemak Jenuh: 14,4 gram

  • Kolesterol: 16,2 mg

  • Natrium: 679 mg

  • Karbohidrat Total: 60,3 gram

  • Serat Pangan: 2,7 gram

  • Gula Total: 2,4 gram

  • Protein: 7,8 gram

  • Kalsium: 59 mg

  • Besi: 0,7 mg

  • Kalium: 84,3 mg

Meskipun kaya rasa, amplang mengandung natrium dan lemak jenuh yang cukup tinggi, sehingga sebaiknya dikonsumsi secara moderat.

Makna Budaya dan Popularitas

Amplang bukan hanya camilan, tetapi juga simbol identitas budaya di Kalimantan dan Sabah. Di Samarinda, industri rumahan amplang telah berkembang sejak puluhan tahun lalu, dan kini produk ini tersedia di pasar tradisional hingga supermarket besar di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Di Sabah, amplang menjadi oleh-oleh wajib bagi wisatawan, mencerminkan kekayaan kuliner laut di wilayah tersebut.

Keberhasilan amplang menembus pasar global juga terlihat dari kehadirannya di toko-toko khusus seperti Halal Street UK, yang menawarkan amplang sebagai camilan halal dengan kualitas premium. Varian rasa dan kemasan modern membuat amplang semakin diminati, baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan internasional.

Amplang menawarkan pengalaman kuliner yang unik dengan perpaduan rasa gurih, tekstur renyah, dan aroma laut yang khas. Camilan ini cocok untuk semua kalangan, dari pecinta makanan laut hingga mereka yang mencari kudapan ringan untuk acara santai. Dengan akar budaya yang kuat dan proses pembuatan yang sederhana namun penuh dedikasi, amplang adalah bukti bahwa makanan tradisional dapat tetap relevan di era modern.

Jika Anda berkunjung ke Kalimantan atau Sabah, jangan lupa membawa pulang amplang sebagai oleh-oleh. Atau, cobalah membuatnya sendiri di rumah dengan resep tradisional untuk merasakan kelezatan camilan ini langsung dari dapur Anda!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *