haipedia.com – Di antara hiruk-pikuk kuliner Indonesia, Nasi Liwet Solo tetap bertahta sebagai ikon rasa yang tak tergoyahkan. Hidangan beras yang dimasak dengan santan kental, daun salam, serai, dan bawang ini bukan sekadar makanan—ia adalah cerita budaya, tradisi keluarga, dan kehangatan malam khas Surakarta. Dari warung pinggir jalan hingga restoran mewah, aroma harum Nasi Liwet selalu memanggil kenangan: “Mangan bareng, kersa bareng.”
Asal-Usul dan Filosofi Budaya
Nasi Liwet konon lahir dari tradisi keraton Surakarta pada abad ke-19. Para abdi dalem memasak nasi dengan santan untuk hidangan para bangsawan, karena santan dianggap melambangkan kemakmuran dan kebersamaan. Kata “liwet” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “memasak nasi dengan air berlebih hingga empuk dan berminyak”. Di Solo, nasi ini dimasak dalam kuali besar dari tanah liat (kendil) di atas tungku kayu, menambah aroma asap yang khas.
Berbeda dengan Nasi Liwet Sunda yang lebih ringan dan sering disajikan dengan ikan asin, versi Solo kaya rempah dan disandingi lauk berat: ayam lodho (ayam kuah santan pedas), telur pindang, cumi hitam, dan sambal goreng krecek (kulit sapi renyah berbumbu). Hidangan ini biasanya dinikmati tengah malam—tradisi yang disebut “liwet wengi”—sebagai simbol kebersamaan keluarga atau acara selamatan.
Resep Autentik: Membuat Nasi Liwet Solo di Rumah
Berikut resep untuk 4-6 porsi, diadaptasi dari para juru masak legendaris seperti Mbok Sador (Warung Selat Solo) dan buku Kuliner Keraton Solo:
Bahan Nasi:
- 500 gram beras premium (Rojolele atau Pandan Wangi)
- 600 ml santan kental (dari 1 butir kelapa)
- 2 lembar daun pandan, simpulkan
- 3 lembar daun salam
- 2 batang serai, memarkan
- 4 siung bawang merah, iris tipis
- 3 siung bawang putih, iris tipis
- 1 sdt garam
- 1 sdt kaldu ayam bubuk (opsional)
Bahan Lauk Pendamping:
- 1 ekor ayam kampung, potong 8
- 6 butir telur rebus, kupas
- 150 gram krecek, rendam air panas
- 100 gram cumi asin, rebus sebentar
- 200 gram tahu/tempe goreng
- Sambal goreng ati ampela (opsional)
Cara Memasak:
- Cuci beras hingga bersih, tiriskan.
- Tumis bumbu: Panaskan 2 sdm minyak, tumis bawang merah dan putih hingga harum. Masukkan serai, daun salam, dan pandan.
- Masak nasi: Tuang santan ke dalam panci tanah liat atau rice cooker. Masukkan beras dan bumbu tumis. Aduk rata, tambahkan garam. Masak dengan api kecil hingga santan meresap dan nasi matang (sekitar 40 menit di kendil, 20 menit di rice cooker).
- Ayam lodho: Rebus ayam dengan bumbu halus (bawang, kunyit, jahe, ketumbar), tambahkan santan, masak hingga empuk dan kuah kental.
- Krecek: Tumis bumbu halus, masukkan krecek, tambahkan santan dan cabe rawit utuh. Masak hingga bumbu meresap.
- Penyajian: Tata nasi liwet di atas daun pisang. Susun ayam lodho, telur pindang, krecek, cumi, dan sambal di sampingnya. Taburi bawang goreng dan irisan jeruk nipis.
Tips: Gunakan kayu bakar atau arang untuk aroma asli. Jika pakai rice cooker, pilih mode “cook” lalu “warm” agar nasi tetap pulen.
Tempat Legendaris Menikmati Nasi Liwet di Solo
- Nasi Liwet Wongso Lemu (Jl. Teuku Umar) – Buka jam 17.00–02.00, terkenal dengan porsi jumbo dan ayam lodho pedas.
- Nasi Liwet Bu Wongso (Pasar Gede) – Versi klasik sejak 1950-an, selalu ramai selepas tarawih.
- Liwet Mbok Sador (dekat Keraton) – Menyajikan paket lengkap dengan areh (santan kental atas nasi).
- Warung Makan Bu Sri (Jl. Honggowongso) – Varian modern dengan tambahan suwiran ayam suwir dan telur asin.
Harga rata-rata Rp25.000–Rp45.000 per porsi, tergantung lauk.
Makna Sosial dan Pelestarian
Nasi Liwet Solo lebih dari makanan—ia adalah ritual. Di bulan Ramadan, warung-warung liwet menjadi pusat berkumpulnya warga untuk sahur bersama. Pada acara pernikahan atau selamatan, liwet disajikan dalam besek bambu sebagai tanda syukur.
Namun, tantangan muncul: generasi muda cenderung memilih fast food, dan penggunaan kendil tanah liat semakin jarang. Komunitas seperti Paguyuban Pecinta Kuliner Solo kini mengadakan workshop memasak liwet untuk anak muda. “Kita harus menjaga resep ini seperti menjaga identitas,” ujar Budayawan Solo, Prof. Dr. Rahayu.
Varian Modern dan Adaptasi
Di Jakarta dan Bandung, Nasi Liwet Solo hadir dalam bentuk catering atau kafe kekinian:
- Liwet Instan: Beras bumbu siap masak (merek Liwet Solo, Rp35.000/pack).
- Liwet Vegan: Ganti ayam dengan jamur tiram dan santan nabati.
- Liwet Rice Bowl: Disajikan di mangkuk dengan topping truffle oil untuk kafe milenial.
Nasi Liwet Solo adalah bukti bahwa makanan sederhana bisa membawa kehangatan besar. Satu suap pulen beraroma santan, disandingi pedasnya lodho dan renyahnya krecek, cukup untuk mengingatkan kita pada akar budaya Jawa. Malam ini, coba masak sendiri—atau kunjungi Solo. Karena di balik setiap butir nasi, ada cerita tentang kebersamaan yang tak pernah usai. Selamat menikmati, lan matur nuwun.
