Getuk Lindri, Warisan Manis dari Tanah Jawa yang Tak Pernah Pudar

haipedia.com – Di tengah gempuran kue-kue modern dan dessert kekinian, Getuk Lindri tetap berdiri tegak sebagai salah satu ikon jajanan pasar tradisional Jawa yang paling dicintai. Warna-warni cerah, tekstur kenyal lembut, taburan kelapa parut yang gurih, serta rasa manis singkong yang alami — semua menyatu dalam gigitan sederhana yang membawa nostalgia mendalam.

Asal-Usul Getuk Lindri

Getuk Lindri lahir di tanah Jawa Tengah dan Jawa Timur, terutama di daerah Magelang, Solo, Yogyakarta, dan Grobogan. Nama “Lindri” konon berasal dari nama seorang penjual legendaris di Magelang pada era 1950-an yang bernama Mbah Lindri. Beliau dikenal pandai membuat getuk berbentuk lonjong kecil-kecil dengan warna hijau-pandannya yang cantik. Lambat laun, getuk buatan Mbah Lindri begitu populer hingga orang-orang menyebutnya “Getuk Lindri”.

Versi lain menyebutkan “lindri” berasal dari kata Jawa “lindri” atau “lindri-lindri” yang artinya kecil-kecil atau imut, menggambarkan bentuk getuk yang dipotong mungil.

Bahan Dasar & Cara Pembuatan Tradisional

Bahan utama Getuk Lindri sangat sederhana dan mudah didapat:

  • Singkong pilihan (yang tidak terlalu berair)
  • Gula pasir atau gula Jawa
  • Garam secukupnya
  • Pewarna makanan alami (daun suji + pandan untuk hijau, kunyit untuk kuning, dll)
  • Kelapa parut kukus + sedikit garam (taburan)

Langkah pembuatan tradisional:

  1. Singkong dikupas, dicuci bersih, lalu dikukus hingga benar-benar empuk.
  2. Masih panas, singkong ditumbuk atau digiling halus bersama gula dan garam sampai kalis.
  3. Adonan dibagi beberapa bagian, lalu diberi pewarna alami.
  4. Dibentuk lonjong kecil-kecil dengan tangan atau cetakan khusus.
  5. Digulung di atas kelapa parut kukus yang sudah diberi sedikit garam.
  6. Disusun rapi di atas daun pisang — siap dijual!

Di pasar tradisional, Getuk Lindri masih dibuat dengan cara ini setiap pagi buta, sehingga rasanya selalu segar.

Varian Getuk Lindri Kekinian (2025)

Meski tetap mempertahankan resep klasik, Getuk Lindri kini berevolusi:

  • Getuk Lindri Rainbow → warna pelangi dengan rasa buah (stroberi, melon, anggur)
  • Getuk Lindri Keju → taburan keju parut dan susu kental manis
  • Getuk Lindri Cokelat → dicelup cokelat compound
  • Getuk Lindri Mochi → tekstur lebih kenyal dengan tambahan tepung ketan
  • Getuk Lindri Diet → menggunakan gula stevia dan singkong rendah kalori

Beberapa UMKM di Magelang dan Solo bahkan menjual Getuk Lindri dalam kemasan vakum yang tahan hingga 2 minggu di suhu ruang — cocok jadi oleh-oleh kekinian.

Tempat Terkenal Menikmati Getuk Lindri Asli

  1. Getuk Lindri Mbah Samin – Magelang (sejak 1970-an, masih pakai resep turun-temurun)
  2. Getuk Lindri Trio – Solo (terkenal rasa gula Jawanya yang khas)
  3. Getuk Lindri Bu Tarjo – Grobogan (warna hijau alami dari daun suji)
  4. Pasar Beringharjo – Yogyakarta (banyak penjual legendaris setiap pagi)
  5. Getuk Lindri Sokaraja – Banyumas (versi lebih manis dan legit)

Harga masih sangat terjangkau: Rp 10.000–20.000 per papan isi 20–30 potong.

Mengapa Getuk Lindri Tetap Disukai?

  • Nostalgia masa kecil bagi generasi 80–90an
  • Bahan alami, tanpa pengawet
  • Tekstur unik: lembut tapi kenyal
  • Cocok dinikmati kapan saja, terutama saat hujan sambil minum teh hangat
  • Harga sangat ramah di kantong

Di tahun 2025 ini, Getuk Lindri bahkan masuk dalam daftar “10 Jajanan Tradisional yang Wajib Dicoba Wisatawan Asing” versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif — bukti bahwa rasa sederhana dari desa bisa menaklukkan dunia.

Jadi, kapan terakhir kamu mencicipi Getuk Lindri hangat-hangat dengan taburan kelapa yang gurih? Kalau sudah lama, mungkin saatnya pulang kampung… atau mampir ke pasar tradisional terdekat. Karena ada rasa manis yang hanya bisa ditemukan di gigitan kecil berwarna-warni itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *